Wednesday, 9 October 2013

Lupa

Aku, sebagai salah seorang dari banyaknya anak-anak remaja yang terpengaruh oleh globalisasi, (kemungkinan besar) tidak bisa hidup tanpa HP-ku. Ya, aku tahan sih, nggak main selama... 2-3 hari, tapi rasanya... kalau sampai sebulan (ekstrimnya); aduh.

Sebenarnya kemajuan teknologi komunikasi dan cara-cara untuk mendapatkan informasi akhir-akhir ini mempunyai positif dan negatifnya sendiri. Di sekolahku, kita cuma boleh bawa "HP senter"; ya, pasti kamu tau lah, HP-HP "Nokia jadul", "HP plastik", HP yang... hanya berfungsi untuk sekedar mengirim pesan teks dan menelpon. Sekolah tidak memperbolehkan kita untuk membawa "HP canggih" yang kita punya, mungkin karena mereka khawatir kita tidak akan bisa mengatur diri kita ketika kita sedang menggenggam HP itu dengan erat di genggaman tangan kita.

Memang sih, aku juga tau sendiri. Ketika aku main HP, rasanya dunia sekitar itu terbang, dan pasti aja ada hal yang aku ingin lihat di HP-ku. Tadi, misalnya. Aku lagi buka-buka Instagram (seperti biasa), terus tiba-tiba kepengen aja buka profilnya @taeyeon_ss, @arianagrande, dst, dst, dst. Rasanya aneh. Menyenangkan aja sih, bisa melihat jendela orang lain melalui profil Instagram mereka... tapi aku sadar, kalau kadang aku lupa waktu. :(

Terus, kalau tiba-tiba aku pengen memanfaatkan sisi positif dari HP smartphone-ku itu, eh, aku malah melenceng deh kemana-mana. Ya buka notif LINE, buka Twitter, malah liat-liat Instagram... padahal awalnya aku mau nyari sesuatu yang penting di search bar Google, atau mungkin ngeliat arti dari suatu kata di app dictionary yang ada di HP-ku.

This made me think. Ternyata, kalau misalnya seseorang lupa dengan tujuan awal dari mereka melakukan sesuatu, dia bakal melenceng. Nggak cuma dalam konteks HP aja. Tuhan ngirim kita ke dunia ini bukan buat main-main, dari apa yang diajarkan ke aku, Tuhan ngirim aku ke dunia ini buat beribadah.

Menurutku sendiri, ibadah itu nggak cuma hal-hal yang orang lain lihat sebagai ibadah. Kalau di agamaku nih, misalnya: sholat, puasa. Ibadah tidak sempit di situ saja, menurutku. Semua hal bisa dijadikan sebuah ibadah, dan bisa menghasilkan pahala, kalau kita melakukannya dengan sepenuh hati kita dan kita bisa membawa manfaat kepada diri kita dan orang lain.

Aku bukan manusia yang sempurna kok, tapi aku mau belajar. Dan tadi (barusan aja) aku sadar akan hal ini. Semoga aja, kita semua bisa menjadi lebih baik lagi, dan kita bisa menyadari tujuan awal kita dikirim ke dunia ini... supaya kita tidak melenceng kemana-mana. :) good night!

No comments:

Post a Comment